Diskusi mengenai  hubungan SITOHANG dan SITUMORANG yang sangat panjang ini di satu sisi  menandakan kuatnya keinginan untuk menyampaikan pendapat tentang  bagaimana seharusnya hubungan tersebut dilaksanakan baik dalam  persfektif kesejarahan maupuan perspektif hubungan marga-marga ini di  masa depan. Tetapi di sisi lain, diskusi tersebut juga menandakan betapa  lebarnya jarak pemahaman tentang bagaiamana sebenarnya latar belakang  sejarah hubungan marga-marga Sipitu Ama terjadi. Hal ini disebabkan di  masa lampau sangat sedikit upaya untuk menuliskan sejarah marga-marga  yang tergabung dalam rumpun SIPITU AMA ini. Versi sejarah yang sekarang  beragam menjadi pegangan para keturunan SITOHANG dan SITUMORANG  diturunkan dengan cara lisan yang cenderung diteruskan secara subyektif  kepada keturunannya atau kepada orang lain. Karena itu saat ini sangat  banyak versi yang berbeda-beda di antara keturunan Sitohang dan  Situmorang mengenai hal yang sangat mendasar ini.
Oleh karena itu  usaha-usaha untuk menuliskan sejarah yang dapat dijadikan pegangan yang  diterima semua keturunan Sitohang dan Situmorang oleh pengurus  organisasi paguyuban marga-marga SITOHANG dan SITUMORANG (termasuk  SIRINGO-RINGO dan RUMAPEA) seharusnya sudah mendesak untuk segera  dimulai.
Sangat menyedihkan  melihat fakta ketika banyak keturunan SITOHANG dan suadara tuanya  SITUMORANG yang sudah melalui jenjang pendidikan yang tinggi tetapi  tidak mampu merumuskan sejarahnya sendiri secara bersama-sama dengan  baik dan memutuskan meneruskan sejarah dirinya ke keturunannya dan orang  lain berdasarkan…”katanya” dan “konon menurut padan”.
Untuk melengkapi bahan diskusi yang baik ini, berikut ini saya kutip sejarah marga SITOHANG yang ditulis oleh almarhum J.A.M. Lauthant Sitohang (Rajaitubungna)

 
Saya marga sitohang..... perlu kiranya penyelarasan cara pandang dan pola pikir agar Situmorang dipituama bersatu kompak dan sada ulaon.yang gak beres minggir dulu... masih banyak yg berjiwa pemersatu.
BalasHapus