Jumat, 19 Agustus 2011

SEJARAH DAN PARADATON MARGA SITOHANG DAN SIPITU AMA VERSI J.A.M. LAUTHANT SITOHANG

Diskusi mengenai hubungan SITOHANG dan SITUMORANG yang sangat panjang ini di satu sisi menandakan kuatnya keinginan untuk menyampaikan pendapat tentang bagaimana seharusnya hubungan tersebut dilaksanakan baik dalam persfektif kesejarahan maupuan perspektif hubungan marga-marga ini di masa depan. Tetapi di sisi lain, diskusi tersebut juga menandakan betapa lebarnya jarak pemahaman tentang bagaiamana sebenarnya latar belakang sejarah hubungan marga-marga Sipitu Ama terjadi. Hal ini disebabkan di masa lampau sangat sedikit upaya untuk menuliskan sejarah marga-marga yang tergabung dalam rumpun SIPITU AMA ini. Versi sejarah yang sekarang beragam menjadi pegangan para keturunan SITOHANG dan SITUMORANG diturunkan dengan cara lisan yang cenderung diteruskan secara subyektif kepada keturunannya atau kepada orang lain. Karena itu saat ini sangat banyak versi yang berbeda-beda di antara keturunan Sitohang dan Situmorang mengenai hal yang sangat mendasar ini.
Oleh karena itu usaha-usaha untuk menuliskan sejarah yang dapat dijadikan pegangan yang diterima semua keturunan Sitohang dan Situmorang oleh pengurus organisasi paguyuban marga-marga SITOHANG dan SITUMORANG (termasuk SIRINGO-RINGO dan RUMAPEA) seharusnya sudah mendesak untuk segera dimulai.
Sangat menyedihkan melihat fakta ketika banyak keturunan SITOHANG dan suadara tuanya SITUMORANG yang sudah melalui jenjang pendidikan yang tinggi tetapi tidak mampu merumuskan sejarahnya sendiri secara bersama-sama dengan baik dan memutuskan meneruskan sejarah dirinya ke keturunannya dan orang lain berdasarkan…”katanya” dan “konon menurut padan”.
Untuk melengkapi bahan diskusi yang baik ini, berikut ini saya kutip sejarah marga SITOHANG yang ditulis oleh almarhum J.A.M. Lauthant Sitohang (Rajaitubungna)

1 komentar:

  1. Saya marga sitohang..... perlu kiranya penyelarasan cara pandang dan pola pikir agar Situmorang dipituama bersatu kompak dan sada ulaon.yang gak beres minggir dulu... masih banyak yg berjiwa pemersatu.

    BalasHapus